Banyak orang berpendapat, jika anda ada uang investasikan di tanah karena harga tanah tiap tahunnya akan selalu naik dan investasi di tanah pasti untung!. Saya tidak mengatakan pernyataan di atas itu salah tetapi saya tidak sepenuhnya sependapat. Why? Ingat penjelasan di awal, tentang 4 cara orang kaya dari properti. Pendapat seperti itu menunjukkan bahwa mereka adalah penjudi properti. Atau bisa dikatakan mereka masih sebagai investor yang awam.
Saya akan jelaskan mengapa investasi di tanah bukan pilihan yang baik, karena investasi tanah memiliki beberapa kelemahan. Investasi tanah adalah investasi yang mahal karena jika anda berinvestasi di tanah anda tidak akan bisa menggunakan bank sebagai pengungkit (jarang sekali bank yang mau membiayai tanah) karena anda harus membayar cash keras atau tunai. Apalagi, tanah yang ada sulit untuk mendapatkan sewa. Selain itu, seringkali yang terjadi adalah tingkat penjualan tanah kosong itu lebih sulit (lama) dibanding dengan properti seperti rumah. Tanah juga sering kali tidak kita kuasai secara penuh, khususnya tanah yang luas. Coba perhatikan, banyaknya penghuni liar dapat menyusahkan kita sendiri.
Saat melakukan seleksi, anda juga harus perhatikan motivasi penjual menjual propertinya. Dengan mengetahui motivasi dari penjual anda bisa tahu apakah tawaran yang anda dapatkan merupakan hot deal atau bukan. Saya sarankan anda menghindari penjual yang menjual propertinya dengan motivasi ingin untung atau penjual yang memang biasa melakukan jual beli properti karena biasanya properti yang seperti itu harganya sudah sangat mahal.
Untuk mendapatkan harga yang bagus investor harus memperhatikan motivasi penjual apakah penjual sangat termotivasi untuk menjual atau tidak. Mengapa motivasi sangat penting? Dengan mengetahui motivasi penjual, anda bisa tahu apakah penjual ini sangat terburu-buru untuk menjual rumahnya atau tidak, semakin tinggi motivasinya semakin bagus harga yang akan anda dapatkan. Saya sarankan carilah penjual yang sangat termotivasi untuk menjual rumahnya sehingga harga yang di tawarkan menjadi sangat emosional (Penjual akan melakukan apa saja asal rumahnya laku ).
Beberapa contoh motivasi yang baik diantaranya penjual rumah dari pasangan yang baru bercerai, penjual yang baru di tinggal mati suami, pembagian warisan (apalagi kalau diantara ahli waris terjadi perselisihan, biasanya lebih termotivasi untuk menjual), ingin bebas dari hutang, pengusaha yang mengincar proyek baru yang lebih Oke, ingin pindah keluar kota/luar negeri, ingin pensiun, ingin sekolahkan anaknya, ingin berangkat haji tahun ini, dll. Motivasi yang saya contohkan tersebut dapat membuat seseorang menjadi tidak peduli terhadap nilai rumahnya.
Sumber Gambar dari : ://www.liputan6.com/bisnis/read/800641/beli-tanah-di-kupang-cuma-rp-2-juta-per-300-meter