Bagi seorang karyawan yang bergaji standar apalagi gajinya tidak naik siginifikan tiap tahunnya, maka membeli 2-3 properti dalam waktu setahun adalah mustahil. Tapi dengan strategi yang saya sampaikan ini, karyawan masih berpeluang bisa membeli 2-3 properti dalam setahun. Caranya?
Kalau kita amati, sebagian besar karyawan itu kalau mau beli rumah, sebagian besar selalu di Komplek Perumahan. Sebagian besar pula, rumah yang dibeli adalah rumah indent atau rumah yang masih berupa gambar, masih tahap pembangunan.
Cara ini, akan menghambat anda untuk membeli rumah kedua-ketiga dan seterusnya. Sebab, anda harus membeli rumah yang tidak menghasilkan dan bahkan setiap bulannya anda harus mengangsur cicilan dari kocek anda pribadi.
Karena itu, anda bisa menggunakan strategi berikut ini:
Untuk anda yang mau membeli rumah pertama:
a. Sebaiknya anda tidak membeli gambar rumah di developer.
b. Belilah rumah kontrakan, rumah kos atau rumah yang ada usahanya dan menghasilkan.
c. Beli dengan kredit dan biarkan rumah yang anda beli itu membayar cicilannya ke bank (dari hasil usaha atau
kos).
Dengan cara ini, maka ‟risiko‟nya atau ‟harga‟ yang anda harus bayar adalah anda harus melanjutkan menjadi ‟kontraktor‟ yakni mengontrak rumah orang lagi, untuk beberapa bulan.
Nah… setelah anda sudah memiliki uang muka (DP) untuk membeli rumah kedua, maka beli rumah tinggal anda. Saya yakin, ini bisa dilakukan tidak lebih dari setahun, karena rumah pertama yang anda beli memiliki uang masuk (cash flow) positif sehingga tidak mengganggu penghasilan anda. Apalagi bila anda bisa menerapkan membeli rumah tanpa uang muka atau rumah gratis sebagaimana di jelaskan diatas. Kalau cara ini sudah berhasil, maka untuk rumah ketiga, keempat lakukan seperti cara diatas (membeli rumah gratis).
Sumber Gambar : http://www.cakapcakap.com/jangan-buru-buru-ini-tanda-kamu-belum-sanggup-beli-rumah-sendiri/